Sejarah,Ilmuwan dan Islam

Perkembangan ilmu dan pengetahuan dalam Islam telah dimulai sejak ayat pertama kali turun yaitu QS: 96; ayat 1-5 artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah, Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Pesan yang disampaikan oleh Allah swt dalam surat AL ALaq tersebut menegaskan bahwa perintah membaca telah menjadi sebuah kewajiban bagi Umat Islam, yang mana membaca itu mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan dunia Islam. Kemajuan Islam adalah kemajuan dalam membaca. Dan apa yang dihasilkan oleh umat Islam dalam hal membaca sudah tidak dapat diragukan lagi, seperti ahli matematika al khawarizmi dalam bukunya aljabar, Al Battani dalam bidang Astronomi, Ibnu khaldun dengan pemikiran universal dan tekhnologi, Al Jazari tentang mesin-mesin, Marwah bin Zuhri tentang diet, Ar razi tentang ekslopedia kedokteran, Ibnu Sina ahli kedokteran, Ibnu haitam tentang ahli matematika dan astronomi, Abdul Qosim ahli bedah dan TBC.

Pasang Surut Sejarah Islam

Setelah melalui masa-masa gemilang, sains Islam mulai kehilangan nyalanya bersamaan dengan pudarnya cahaya Islam di negeri-negeri Muslim.
Drs. Sidi Gazalba, dalam Masyarakat Islam; Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, membagi kurun sejarah Islam selama 14 abad menjadi tiga. Kurun pertama ditandai dengan munculnya nubuwah (kenabian) yang juga merupakan awal masa kejayaan umat Islam. Pada kurun ini, Rasulullah saw beserta khulafaurrasyidiin mempraktekkan Islam seutuhnya hingga membawa peradaban Islam menuju tangga kejayaannya.

Kurun ini berlangsung sejak 650 hingga 1250 M. Termasuk dalam kurun ini adalah masa perpecahan, antara Bani Umaiyah dan Abasyiyah. Saat itu, kegiatan keilmuan difokuskan pada pendalaman ilmu-ilmu syar’i, seperti tafsir, hadits, fikih dan yang sejenisnya.
Kurun kedua disebut kurun pertengahan berlangsung antara 1250 hingga 1800. Masa ini terbagi dalam tiga rentang sejarah. Masa kemunduran antara 1250 hingga 1500.

Masa kehancuran itu bermula dari serbuan Jengis Khan (1212 M). Masjid dan madrasah dihancurkan oleh Hulagu. Perpustakaan Baghdad yang kaya dengan koleksi karya-karya ilmuwan Islam dibakar. Periode setelah kehancuran Jengis Khan, dunia Islam sempat muncul ke permukaan melalui hadirnya tiga kerajaan besar : Utsmani di Turki, Safawi di Persi dan Mogol di India. Namun semangat ilmu yang muncul jaman Abasyiyah kini diganti dengan tasauf dan tarikat. Dan ini berakibat pada lemahnya semangat dan etos kerja umat. Jika masa Abasyiyah menonjolkan sesuatu yang nyata, rasional dan mengabaikan yang ghaib, masa tiga kerajaan besar sebaliknya; berfokus pada hal yang ghaib dan mengabaikan yang nyata (pengejaran dan eksperimen ilmu) Periode ketiga kurun baru 1800 hingga 1924. Masa ini diakhiri dengan tumbangnya kekhalifahan Islam di Turki.Dalam kondisi terpuruk inilah umat Islam kini mesti menghadapi kejayaan sains Barat.Dihitung dari masa terakhir kurun terbawah ummat Islam, menjelang datangnya abad ke-21 sudah tiga abad sains Islam tidur dan tak memberi sumbangsih besar bagi peradaban. Sebagaimana yang telah dicontohkan para pendahulunya.
Walahu’allam Bi shawab, Tanah Melayu 4 Sep 2009

oleh: Harun Faizal